Monday, 9 July 2018

Penggunaan Media pendidikan pada pelajaran matematika di SD

  Unknown       Monday, 9 July 2018

PENGGUNAAN MEDIA PENDIDIKAN PADA PENGAJARAN MATEMATIKA 
DI SEKOLAH DASAR


A.    Latar Belakang
Upaya peningkata mutu pendidkan di Indonesia, khususnya peningkatan mutu pendidikan matematika masih terus diupayakan mencari terobosan cara yang lebih potensial, karena  sangat jelas dan nyata dalam kehidupan sehari-hari bahwa matematika merupakan induk dari ilmu pengetahuan dan sains.  Dalam berbagai diskusi pendidikan di Indonesia , salah satu sorotan rubric adalah mutu pendidikan yang dinyatakan bila dibandingkan dengan mutu pendidikan di Negara lain.
Menurut hasil survey salah satu indicator tersebut adalah mutu pendidikan matematika yang disinyalir tergolong memprihatinkan, yang ditandai dengan rendahnya kualiatas hasil belajar dilihat dari nilai rata-rata matematika khususnya di sekolah dasar (SD) yang masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai mata pealajaran lainnya, bahkan banyak diperbincangkan menjadi masaxlah nasional terutama tentang nilai ujian akhir SD ( UASBN) mata pelajaran matematika yang cenderung rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.
Sering dikemukakan dan dijabarkan oleh para tokoh pendidikan baik dalam media massa maupun dalam suatu penelitian. Bukan hanya dari hasil UASBN yang menunjukkan bahwa nilai mata pelajaran matematika cenderung rendah, melainkan bahkan slah atunya adalah hasil olympiade  matematika  SMU tinkat nasional menunjukkan hasil yang cenderung rendah dibandinkan dengan hasil mata pelajaran lainnya.
Haal ini disebabkan oleh lemahnya pemahaman konsep dasar matematika, dan siswa belum memahami formulasi, generalisasi, dan konteks kehidupan nyata dengan ilmu matematika, bahkan diperolaeh keterangan bahwa 80 % dari peserta memiliki pemahaman konsep dasar mataaematika yang sangat  lemah
Untuk meniungkatkan kualitas pendidikan, maka diperlukan berbagai upaya terobosan – terobosan, baik dalam pengembangan kukrikulum, inovasi pembelajaran d
pemenuhan kebutuhan akan sarana dan prasarana pendidikan
            Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa guru dituntut  untuk menbuat dan menciptakan pembelajaran lebih inovatif yang dapat mendorong siswa dapat belajar secara optimal baik dalam
1
belajar mandiri maupun pembelajaran di kelas.  Inovasi model-model pembelajaran sangat diperlukan terutama menciptakan inovasi model pembelajaran baru yang dapat  memberikan hasil yang lebih baik, meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran menuju pembaharuan yang proporsional.
            Agar pembelajaran lebih optimal maka media pembelajaran harus efektif dan efisien sesuai dengan pokok bahasan yang diajarka untuk meningkatkan prestasi dan kualitas hasil belajar siswa.
            Dalam hal peningkatan mutu pendidikan, guru ikut memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas hasi belajar siswa terutama dalam belajar mataematika dan guru harus benar-benar memperhatikan, memikirkan dan sekaligus merencanakan proses pembelajaran yang menarik bagi siswa agar minat siswa dapat termotivasi, tumbuh semangat belajar dan mau terlibat dalam proses pembelajaran yang aktif, sehingga pembelajaran tersebut meanjadi lebih efektif (Slameto, 1987).
            Untuk dapat mengajar dengan efektif seorang guru harus banyak menggunakan   metaoda, sementara metoda dan sumber itu terdiri atas media dan sumber pengajaran (Suryosubroto,1997). Di amping itu seorang pendidik dalam mengajar pada proses pembelajaran hendaknya meanguasai bahan ajar dan memahami teori-teori belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli, sehingga baaelajar matematika lebih bermakna bagi siswa, sebab menguasai bahan ajar merupakan syarat esensial bagi guru matematika, karena penguasaan materi saja belum cukup untuk membawa peserta didik berpartisifasi secara intelektual (Hudoyo, 1988:7)

B.    Belajar Matematika
Untuk mengatasi dan meningkatkan mutu pendidikan matematika yang selama ini
sangat rendah, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain meningkatkan metoda dan kualitas guru agar memiliki dasar yang mantap, sehingga dapat mentrasfer ilmu pengetahuan dalam mempersiapkan kualitas sumberdaya manusia.
            Secara umum, pendidikan sebenarnya mearupakan suatu factor rangkaian kegiata komunikasi antar manusia. Kegiatan tersebut dalam dunia pendidikan disebut dengan kegiatan proses belajar mengajar yang dipengaruhi oleh factor penentu keberhasilan siswa dalam belajar.
            Sehubungan dengan factor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar ada beberapa factor yang mempengaruhi keberhasilan siswa untuk belajar, yaitu :

2
  1. Faktor internal, yaitu muncul dari dirinya sendiri.
  2. Faktor eksternal, yaitu factor yang muncul dari luar diri sendiri (Slameto, 1987)
Selain itu matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang mempunyai kekhususan dibanding dengan disiplin ilmu lainnya yang harus memperhatikan hakekat matematika dan kemampuan siswa dalam belajar. Tanpa memperhatikan factor tersebut tujuan kegiatan belajar tidak akan berhasil. Seseorang dapat dikatakan belajar bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses  kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.
Perubahan tingkah laku ini dapat diamati dan berlangsung dalam waktu yang relative lama disertai usaha yang dilakukan sehingga orang tersebut dari yang tidak mampu mengerjakan sesuatu menjadi mampu mengerjakan  (Hudojo,1988)
Dalam proses belajar matematika, prinsip belajar harus tterlebih dahulu dipilih, sehingga pada waktu mempelajari matematika dapat berlangsung dengan lancer, misalnya; mempelajari konsep B yang mendasarkan konsep A, seseorang perlu memahami lebih dahulu konsep A. tanpa memahami konsep A tidak mungkin orang itu memahami konsep B.  ini berarti mempelajari matematika harus secara bertahap dan berurutan serta mendasarka pada pengalalaman belajar yang lalu (Hudojo, 1988).
Daalam menjelaskan konsep baru atau membuat kaitan antara materi yang telah dikuasai siswa dengan bahan yang disajikan dalam pelajaran matematika, akan membuat siswa siap mental untuk memasuki pesoalan – persoalan yang akan dibicarakan dan juga dapat meningkatkan minat atau prestasi siswa  terhadap materi pelajaran matematika.
Sehubungan dengan hal di atas, kegiatan belajar mengajar matematika yang terputus – putus dapat mengganggu proses belajar mengajar. Hal ini berarti proses belajaar mengajar akan terjadi  dengan lancer bila belajar itu sendiri dilakukan secara continue (Hudojo, 1988
Dari penjelasan  di atas dapat disimpulkan bahwa seorang akan lebih mudah untuk mempaelajari sesuatu apabila belajar didasari pada apa yang telah diketahui sebelumnya, karena dalam mempelajari materi matematika yang beru, pengalaman sebelumnya akan mempengaruhi kelancaran proses belajar matematika
C.   Media Dalam Pendidikan
            Media sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk untuk peningkatan kualitas pendidikan matematika.
4
            Media pendidikan dapat dipergunakan untuk membangun pemahaman dan penguasaan obyek pendidikan.
            Beberapa media pendidikan yang sering dipergunakan dalam pembelajaran diantaranya; media cetak elektronik, model dan peta (Kreyenhbuhl, 1991)
            Media cetak banyak dipergunakan untuk pembelajaran dalam menjelaskan materi pelajaran yang kompleks sebagai pendukung bahan ajar.
            Pembelajaran dengan menggunakan media cetak akan lebih efektif jika bahan ajar sudah dipersiapkan dengan baik yang dapat memberikan kemudahan dalam menjelaskan konsep yang diinginkan kepada siswa.
            Media elektronik seperti video dapat dipergunakan di dalam pembelajaran sains. Penggunaan video sangat baik dipergunakan untuk membantu pembelajaran, terutama untuk memberikan penekanan pada mata pelajaran yang sangat penting untuk diketahui oleh siswa.
            Harus disadari bahwa video bukan diperuntukkan untuk mengantungkan pengajaran pada materi yang yang diperlihatkan pada video, sehingga pengaturan penggunaan waktu dalam menggunakan video sangat perlu, misalnya maksimum 20 menit.  Inovasi model pembelajaran dengan menggunakan video dalam percobaan yang menuntut ketrampilan seperti pada kegiatan praktikum sangat efektif bila dilakukan dengan penuh persiapan.
            Sebelum praktikum dimulai, video dipergunakan untuk membantu siswa memberikan arahan terhadap apa yang harus mereka amati selama percobaan. Selanjutnya video diputar kembali pada akhir praktikum untuk mengklarifikasi hal-hal penting yang harus diketahui oleh siswa dari percobaan yang sudah dilakukan (Situmorang, 2003).
            Media lain yang dipergunakan dalam pembelajaran sains adalah peta konsep. Penggunaan media petakonsep di dalam pendidikan sudah dilakukan sejak tahun 1977, yaitu dalam pengajaran Biologi (Novak, 1977), dan sejak itu media petakonsep berkembang dan telah dipergunakan dalam pembelajaran sains.
5
            Media petakonsep bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa dalam belajar secara sistematis, yaitu sebagai teknik untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam penguasaan konsep belajar dan pemecahan masalah (Pandley,dkk 1994).
            Petakonsep merupakan media pendidikan yang dapat menunjukkan konsep ilmu yang sistematis, yaitu dimulai dari inti permasalahan sampai pada bagian pendukung yang mempunyai hubungan satu dengan lainnya,  sehingga dapat membentuk pengetahuan dan mempermudah pemahaman suatu topic pelajaran.
            Lankah-langkah yang dilakukan dalam inovasi model pembelajaran dengan media petakonsep adalah memikirkan apa yang menjadi “pusat” topic yang akan diajarkan, yaitu sesuatu yang dianggap sebagai konsep “inti” dimana konsep-konsep pendukung lain dapat diorganisasikan terhadap konsep inti, kemudian menuliskan kata, peristilahan dan rumus yang memiliki arti, yaitu yang mempunyai hubungan dengan konsep inti, dan pada akhirnya membentuk satu peta hubungan integral dan saling terkait antara konsep atas-bawah-samping (Situmorang, dkk., 2000).
            Belajar akan mempunyai kebermaknaan  yang tinggi dengan menjelaskan hubungan antara konsep-konsep (Dahar, 1989:132). Berarti konsep dapat dipahami melelui hubungan atau interaksinya dengan konsep yang lain. Salah satu cara untuk menjelaskan dan mengaitkan hubungan antara konsep-konsep adalah petakonsep.
            Media petakonsep merupakan mesia pendidikan yang dapat menunjukkan konaep ilmu yang sistematis, yaitu dimulai dari inti permasalahan sampai pada bagian pendukung yang mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya, sehingga dapat membentuk pengetahuan dan mempermudah pemahaman suatu topic pelajaran (Pandley, dkk. 1994). Laanagkah yang dilakukan dalam membuat media petakonsep adalah memikirkan apayang menjadi “pusat” topic yang akan diajarkan, yaitu sesuatu yang dianggap sebagai konsep inti, kemudian menuliskan kata, peristilahan dan rumus yang memiliki arti, yaitu yang mempunyai hubungan dengan konsep inti, sehingga akhirnya membentuk satu peta hubungan integral dan saling terkait antara konsep atas-bawah-samping (Nakhleh, 1994).

logoblog

Thanks for reading Penggunaan Media pendidikan pada pelajaran matematika di SD

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment