HIPOTESIS TERJADINYA TATA SURYA
- Hipotesis Kabut
Hipotesis yang sering dinamakan
hipotesis solar nebula ini merupakan hipotesis yang paling tua dan paling
terkenal. Imanuel Kant (1724-1804),seorang ahli filsafat berkebangsaan jerman,
membuat suatu hipotesis tentang terjadinya tata surya. Dikatakannya bahwa di
jagat raya terdapat gumpalan kabut yang
berpoutar perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu lama-kelamaan menjadi
gumpalan gas yang kemudian menjadi Matahari dan bagian kabut sekitarnya menjadi
planet-planet dan satelitnya.
- Hipotesis Planetesimal
Thomas C. Chamberlin (1843-1928)
seorang ahli geologi dan ilmuan dari America menyampaikan teori yang
dikenal sebagaiteori planetesimal
(berarti planet kecil)dalam penelitiannya The Origin of the Earth(asal mula bumi) pada tahun 1916.
(berarti planet kecil)dalam penelitiannya The Origin of the Earth(asal mula bumi) pada tahun 1916.
Menurut
teori ini, Matahari telah ada sebagai salah satu dari Bintang-Bintang yang
banyak.pada suatu masa, ada sebuah Bintang berpapasan tidak terlalu jauh.
Akibatnya, terjadilah peristiwa pasang naik padapermukaan matahari maupun
bintang itu. Sebagian dari massa
Matahari itu tertarik ke arah bintang.
- Hipotesis Pasang Surut Gas
Dada tahun 1917 sarjana Inggris James
Jeans (1877-1946) dan Herald Jeffries,
menggunakan teori tentang terjadinya planet-planet. Hipotesisnya dikenal
dengan nama Hipotesis Tidal James-Jeffries. Menurut hipotesis ini pada suatu
saat sebuah Bintang yang hampir sama besarnya dengan Matahari melintas di dekat
Matahari. Hal ini menimbulkan terjadinya pasang pada Matahari. Pasang itu
berbentuk seperti cerutu yang sangat besar. Bentuk cerutu yang sangat besar ini
kemudian bergerak mengelilingi Matahari dan mengalami perpecahan menjadi
sejumlah butir-butir tetesan kecil. Butir-butir tetesan yang terbesar
diantaranya karena daya tariknya dapat menarik butir-butir yang kecil, sehingga
akhirnya membentuk gumpalan-gumpalan sebesar planet-planet yang ada sekarang.
Hal yang sama juga terjadi pada pembentukan satelit dari planet.
- Hipotesis Peletakan Bintang
Teori ini dikemukakan oleh ahli
astronomi dari Inggris Fred Hoyle pada tahun 1956. kemungkinan Matahari
memiliki kawan sebuah Bintang (Matahari juga Bintang) dan pada mulanya
berepolusi satu sama lain. Ada
juga diantaranya yang memadat dan mungkin terjerat kedalam orbit keliling
Matahari. Banyak Bintang yang meledak akan bebas di ruang angkasa. Teori ini
didukung banyak ahli astronomi, karena banyak Bintang ganda dan Bintang kembar
telah diketahui memang ternyata ada.
Keberatan
terhadap teori ini adalah kebanyakan bintang di dalam 25 tahun cahaya Matahari,
agar serupa dengan Matahari dan sangat stabil. Paling dekat ke Matahari.
KESIMPULAN
Permulaan terjadinya bumi merupakan sebagian dari
gumpalan gas dari Matahari. Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam
kadaan berputar. Dikarenakan sesuatu hal, terlepaslah sebagian gumpalan itu,
walaupun seolah-olah dicampakan sangat jauh tetapi gumpalan itu masih tetap
berputar terus-menerus mengelilingi gumpalan besar (Matahari) tersebut.
Gumpalan-gumpalan yang terpisah dan masih terputar tersebut setelah mengalami
proses pendinginan akan menjadi padat. Itula yang disebut planet-planet yang
jumlahnya ada delapan
Dari gumpalan yang terlepas tersebut (planet), terlapas
pula sebagian dari planet, tetapi juga tetap berputar dan mengelilingi gumpalan
yang ditinggalkan, itulah yang disebut bulan dan satelit.
Kejadian tersebut memakan waktu yang sangat lama. Jadi,
bumi yang seperti sekarang ini baru terjadi setelah berjuta-juta tahun. Sesudah
bumi bertambah dingin berubahlah gas tersebut menjadi cairan dan lama kelamaan
bagian luarnya makin padat, sehingga pada permukaan bumi dapat ditempati
manusia, tumbuh-tumbuhan, serta mahkluk hidup lainnya.
Hipotesis terjadinya bumi dan tata surya terdiri dari
beberapa macam yaitu:
a.
Hipotesis
kabut (hipotesis paling tua dan terkenal)
b.
Hipotesis
planetesimal (Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang
banyak)
c.
Hipotesis
pasang surut gas (suatu saat sebuah Bintang yang hampir sama besarnya dengan
Matahari melintas di dekat Matahari )
d.
Hipotesis
peledakan Bintang (Matahari juga Bintang)
Jadi terdapat beberapa tahap terjadinya bumi atau tata
surya.
No comments:
Post a Comment