HUBUNGAN
GERAKAN BENUA DENGAN
PEMBENTUKAN
MUKA BUMI
Teori Tektonik Lempeng (bahasa
Inggris: Plate Tectonics) adalah sbh teori dalam bidang geologi yang
dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan
skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan
juga menggantikan Teori Continental Drift yang lebih dahulu dikemukakan pada
paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada
tahun 1960-an.
Bagian terluar dari interior bumi
terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas terdapat litosfer yang terdiri atas
kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah lapisan
litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti
cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama
karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam
lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi.
Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer.
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer.
Ada tiga jenis batas lempeng yang
berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak relatif terhadap satu sama lain.
Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan fenomena yang berbeda di
permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:
1.
Batas
transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami
gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform
(transform fault). Gerakan relatif
kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di
sisi yang berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi
yang berlawanan dengan pengamat).
Contoh sesar jenis ini adalah Sesar
Sumatra yang berkaitan dengan pembentukan beberapa danau di Sumatera Barat sampai Bengkulu serta berkaitan
juga dengan pemebentukan lembah-lembah
dan Gunung-gunung di sepanjang Bukit Barisan.
2.
Batas
divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika
dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona
retakan (rifting)yang aktif
adalah contoh batas divergen Contoh:Pembentukan kepulauan Hawai.
3.
Batas
konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua lempeng
bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain (Contoh:
pembentukan palung diselatan Jawa dan Jalur Gunung Api di Indonesia) , atau tabrakan
benua (continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua
(Contoh pembentukan pegunungan Himalaya ).
Lempeng-lempeng tersebut bergerak relatif satu dengan yang lainnya di
batas-batas lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun
transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan
pembentukan palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas
lempeng
No comments:
Post a Comment