Monday, 2 July 2018

Contoh Laporan PKP

  Unknown       Monday, 2 July 2018

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
1.      Identifikasi Masalah
Matematika dalam hal ini berhitung dan pemecahan masalah, merupakan disiplin ilmu yang secara umum mendasari dan mendukung dalam kehidupan sehari-hari dan perkembangan teknolog modern. Perkembangan ilmu pengetahuan  dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan mudah dari berbagai sumber dan tempat di dunia. Selain perkembangan yang pesat, perubahan juga yang pesat. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk memperoleh, mengelola dan memanfaatkan  informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran, antara lain berpikir sistematis, logis, kritis yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika.
Kemampuan berpikir sistematis, logis dan kritis perlu dibangun melalui pendidikan, karena pendidikan merupakan aktifitas yang paling penting, karena melalui proses itulah tujuan pendidikan akan dicapai. Proses belajar pada dasarnya merupakan interaksi dinamis antar siswa dengan guru dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini interaksi mengisyaratkan adanya aktifitas setiap pihak, baik siswa yang belajar maupun guru yang mengajar. Aktifitas tersebut terjalin dalam bentuk interaksi kegiatan belajar mengajar
Sudah menjadi tekad dan semangat bersama bahwa tujuan utama dari kegiatan belajar mengajar di kelas agar siswa menguasai konsep-konsep dalam materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka seorang guru melakukan berbagai persiapan mengajar yang meliputi penyusunan rencana pembelajaran, pemilihan metode yang akan digunakan penentuan sumber belajar
Namun demikian, ditataran pelaksanaannya dalam hal ini dalam kenyataan yang umumnya muncul adalah masih terdapat siswa yang tidak dapat menguasai materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, setelah proses belajar mengajar berakhir.
Berdasarkan analisis terhadap hasil evaluasi mata pelajaran Matematika Kelas III Sekolah Dasar Islam Terpadu Darul Muta”alimin  Kecamatan Leles kabupaten Garut khususnya kompetensi dasar keliling dan luas bangun datar (persegi dan persegi panjang), menunjukkan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap materi tersebut masih rendah. Hal tersebut terlihat dari kenyataan yang menunjukkan dari 35 siswa hanya 25 orang yang berhasil memperoleh nilai pada tingkat penguasaan 65% keatas.
Pada hasil evaluasi siswa di atas maka diperlukan adanya perbaikan pembelajaran. Berdasrkan hasil analisis jelas bahwa dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam menentukan keliling dan luas bagun datar (persegi dan persegi panjang) tidak hanya diperlukan pembaharuan dan penyempurnaan skenario pembelajaran. Hal ini sejalan dengan prilaku kognitif menurut Piaget, dimana siswa kelas III SD berada pada tahap operasional konkrit  yang di tandai dengan kemampuan berfikir abstrak belum berkembang sepenuhnya.

Untuk hal tersebut, salah satu usaha perbaikan yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan menggunakan model pembelajaran, penggunaan alat bantu pelajaran dapat berfungsi untuk membantu pemahaman konsep yang terlebih dahulu harus menguasai metode penanaman konsep secara bermakna. Dengan demikian untuk mempelajari konsep abstrak dalam Matematika, anak  memerlukan objek kejadian konkrit.

2.      Analisis Masalah
      Setelah melakukan observasi serta melihat data nilai formatif yang dilaksanakan di kelas III SDIT DARUL MUTA’alimin pada suatu pelajaran Matematika tentang menentukan keliling dan luas bangun datar (persegi dan persegi panjang)  dapat disimpulkan bahwa hanya terdapat 25 siswa dari 35 siswa yang mencapai tingkat penguasaan 65% keatas .
      Selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa cenderung pasif, siswa terlihat kurang tertarik terhadap materi yang sedang dipelajari, siswa tidak berani menjawab pertanyaan.
      Berdasarkan data diatas, peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk mengidentifikasi sekaligus mendiskusikan kelemahan dari proses pembelajaran yang telah dilakukan. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat dan supervisor terungkap beberapa masalah dalam pembelajaran yang perlu diperbaiki yaitu :
a.       Siswa banyak yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR)
b.      Nilai/hasil tes ulangan harian, UTS, UAS rendah
c.       Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar anak terhadap matematika
d.      Metode pembelajaran yang belum siap diterima siswa
e.       Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran rendah
f.       Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran kurang
g.      Penjelasan yang disampaikan guru sulit dimengerti oleh siswa
h.      Siswa kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung
i.        Siswa merasa bosan terhadap materi yang dipelajari
3.      Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
      Melalui Pendekatan Pemahaman Konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menentukan keliling dan luas bangun datar (persegi dan persegi panjang)  pada pembelajaran Matematika di Kelas III SDIT DARUL MUTA’ALIMIN   Kecamatan Leles Kabupaten Garut.

B.     Rumusan Masalah
Dengan mengidentifikasi beberapa masalah yang ada maka rumusan masalah Penelitian ini adalah :
“ Bagaimana Pendekatan Pemahaman Konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD dalam pembelajaran bangun datar (perwegi dan persegi panjang) ?

C.     Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
            Untuk Meningkatkan hasil belajar siswa dalam menentukan keliling dan luas bangun datar (persegi dan persegi panjang) pada pembelajaran Matematika di kelas III SDIT DARUL MUTA’ALIMIN .

D.    Manfaat  Penelitian Perbaikan Pembelajaran
            Penelitian Tindakan kelas ini mempunyai kegunaan dan manfaat yang cukup besar bagi siswa, guru dan sekolah.
1.      Manfaat bagi siswa
a.       Proses belajar mengajar lebih menyenangkan dan bermakna
b.      Meningkatkan proses / hasil belajar siswa
2.      Manfaat bagi guru
a.       Membantu guru memperbaiki Pembelajaran
b.      Membantu Guru berkembang secara profesional
c.       Meningkatkan rasa percaya diri guru
d.      Memungkinkan Guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
3.      Manfaat bagi Sekolah
a.       Menunjukkan eratnya hubungan perkembangan sekolah dengan kemampuan Guru
b.      Menciptakan hubungan kolegial yang sehat.
4.      Manfaat bagi guru secara umum
E.     Hipotesis
Hi   :enerapan Pendekatan Penanaman Konsep dalam Pembelajaran Bangun Datar Belum Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III
Ho     : Penarapan Pendekatan Penanaman Konsep Dalam Pembelajaran Bangun Datar Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Sisiwa Kelas III
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Karakteristik Peserta Didik
Dalam membahas karakteristik anak usia SD, mengkaji sifat-sifat atau ciri khas yang terdapat pada anak-anak usia SD. Perkembangan fisik dan intelektual anak usia 6-12  tahun. Perkembangan kognitif anak berlangsung secara teratur dan berurutan sesuai dengan perkembangan umurnya. Maka pembelajaran harus di rencanakan sedemikian rupa disesuaikan dengan perkembangan kecerdasan peserta didik. Piaget mengemukakan proses perkembangan anak sampai mampu berfikir seperti orang dewasa melalui empat tahap perkembangan yaitu :
a.       Tahap sensori motor ( 0 – 2 )
Kegiatan intelktual pada tahap ini hampir seluruhnya mencakup gejala yang diterima secara langsung melalui indra. Pada saat anak mencapai kematangan dan mulai memperoleh keterampilan berbahasa, mereka mengaplikasikannya dengan menerapkannya objek-objek yang nyata. Anak mulai memahami hubungan antara benda dengan nama yang diberikan kepada benda tersebut.
b.      Tahap praoperasional ( 2 – 7 )
Pada tahap ini perkembangan sangat pesat. Lambang –lambang bahasa yang dipergunakan untuk menunjukkan benda-benda  nyata bertambah dengan pesatnya. Keputusan yang diambil hanya berdasarkan intuisi, bukannya berdasarkan analisis rasional. Anak biasanya mengambil kesimpulan dari sebagian kecil yang diketahuinya dari suatu keseluruhan yang besar.
c.       Tahap  operasional konkret ( 7 – 11 )
Kemampuan berfikir logis muncul pada tahap ini. Mereka dapat berfikir secara sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang dihadapinya adalah permasalahan yang konkret.
d.      Tahap operasional formal ( 11 – 15 )
Tahap ini ditandai  dengan pola berfikir orang dewasa. Mereka dapat mengaplikasikan cara berfikir terhadap permasalahan dari semua kategori, baik yang abstrak maupun yang konkret. Pada tahap ini anak sudah dapat memikirkan buah pikirannya, dapat membentuk ide-ide, berfikir tentang masa depan secara realistis.
Jerome S.Bruner (dalam Sumantri, 2014) dalam dunia pendidikan umumnya dan pendidikan matematika khususnya ia telah menulis hasil studinya tentang “  Perkembangan belajar “ yang merupakan suatu cara untuk mendefinisikan belajar. Bruner menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa atau benda tersebut di dalam pikirannya yaitu suatu model mental tentang peristiwa atau benda yang dialaminya atau dikenalnya.
Menurut Bruner, hal-hal tersebut dapat dinyatakan sebagai proses belajar yang terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
a.        Tahap Enaktif atau Tahap Kegiatan ( Enactive )
Tahap pertama anak belajar konsep adalah berhubungan dengan benda-benda real atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Pada tahap ini anak masih dalam gerak reflek dan coba-coba, belum harmonis. Ia memanipulasikan, menyusun menjejerkan, mengutak – ngatik, dan bentuk- bentuk gerak lainnya (serupa dengan tahap sensori motor dari piaget ).
b.      Tahap Ikonik atau Tahap Gambar ( Iconic )
Pada tahap ini, anak telah mengubah, menandai, dan menyimpan peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental. Dengan kata lain anak dapat membayangkan kembali atau memberikan gambaran dalam pikirannya tentang benda atau peristiwa yang dialami atau dikenalnya. Pada tahap enaktif, walaupun peristiwa itu telah berlalu atau benda real itu tidak lagi berada di hadapnnya ( tahap pre-operasi dari Piaget ).
c.       Tahap Simbolik ( Simbolic )
Pada tahap terakhir ini anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut dalam bentuk simbol dan bahasa. Apabila ia berjumpa dengan suatu simbol maka bayangan mental yang ditandai oleh simbol itu akan dapat dikenalnya kembali. Pada tahap ini anak sudah mampu memahami simbol-simbol dan menjelaskan dengan bahasanya ( Serupa dengan tahap operasi konkret dan formal dari piaget).

akan mengajarkan matematika kepada para siswanya, haruslah mengetahui objek yang akan diajarkannya, yaitu matematika. Dalam mempelajari matematika tentunya wajar kalu di antara kita, atau di antara siswa kita ada yang bertanya “ Apakah matematika itu? “
Ruseffendi (1989 dalam Karso) menyatakan bahwa matemtika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat atau teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya. Menurut Reys ( 1984) mengatakan bahwa matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. Sedangkan menurut Klne ( 1973 ) bahwa matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi keberadaannya untuk membantu manusia memahami, menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.
Pada pembelajaran matematika guru seyogianya mengetahui hal ini sehinngga dapat menyiapkan kondisi bagi siswanya agar mampu menguasai konsep-konsep yang akan dipelajari mulai dari yang sederhana sampai sampai pada yang lebih kompleks. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bruner, Gagne, dan Dienes.
Selanjutnya menurut Herman Hudoyo  ( 1990, dalam Karso ) secara singkat dapat dikatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide, konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis dan penalarannya deduktif. Sejalan dengan ini menurut Tambunan (1987,h.29) menyatakan bahwa, matematika adalah pengetahuan mengenai kuantiti dan ruang, salah satu cabang dari angka-angka perhitungan yang merupakan bagian dari hidup manusia. Matematika menolong manusia memperkirakan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan. Matematika adalah pengetahuan atau ilmu mengenai logika dan problem-problem menarik. Matematika membahas faktor-faktor dan hubungan-hubungannya, serta membahas problem ruang dan bentuk. Matematika adalah ratunya ilmu.

A.    Teori Pembelajaran Pendekatan Pemahaman Konsep
Dalam model pembelajaran dengan pendekatan pemahaman konsep adalah proses kegiatan belajar mengajar yang merupakan kelanjutan dari model pendekatan penanaman konsep. Dalam pemahaman konsep proses pembelajarannya memberikan penekanan supaya para siswa menguasai ciri-ciri, sifat-sifat, dan penerapan dari konsep  yang telah dipelajarinya pada tahap penanaman konsep. Oleh karena itu dalam menyusun rencana  kegiatan belajar mengajar harus mengungkapkan penggunaan atau penguasaan konsep-konsep yang telah dipelajari pada tahap penanaman konsep. 
Dalam pemahaman konsep, para siswa perlu mendapat pengalaman dengan konsep yang bervariasi, melakukan penerapan konsep, dan teknik-teknik penerapan konsep. Hal ini diperlukan  untuk dapat menggunakan konsep-konsep tersebut dalam menyelesaikan persoalan yang terkait . Dalam tahap pemahaman konsep ini tentunya kita harus tetap memperhatikan  keterkaitan diantara komponen-komponen model pembelajaran matematika di SD .









BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

a.         Metode Penelitian
Metode penelitian ini didesain menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Robert Donmoyer (dalam Given, 2008: 713), adalah pendekatan-pendekatan terhadap kajian empiris untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk numerik daripada naratif. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.

b.        Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Penelitian ini dilaksanakan di SDIT Darul Muta’alimin Kecamatan Leles kelas IV dengan jumlah siswa 25 orang. Sampel yang diambil adalah 10 orang dengan cara acak.

c.         Instrumen Pengumpul Data
1)   Tes
Tes adalah alat untuk memperoleh data tentang perilaku individu ( Allen dan Yen, 1979: 1). Karena itu, didalam tes terdapat sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan, yang akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu ( sampel perilaku ) berdasarkan jawaban yang diberikan individu yang dikenai tes tersebut ( anastari, 1982:22 ). Dengan demikian tes adalah prosedur yang sistematis. Ini berarti butir tes disusun berdasarkan cara dan aturan tertentu, pemberian skor harus jelas dan dilakukan secara terperinci, serta individu yang menempuh tes tersebut harus mendapat butir tes yang sama dan dalam kondisi yang sebanding. Selain itu tes berisi sampel perilaku, yang berarti kelayakan tes tergantung pada sejauh mana butir tes siswa adalah tes pelajaran matematika yang pada umumnya disusun oeh guru sendiri.


2)      Observasi
Observasi atau pengamatan adalah salah satu metode dalam pengumpulan data saat membuat sebuah karya tulis ilmiah. Nawawi dan Martini mengungkapkan bahwa observasi adalah pengamatan dan juga pencatatan sistematik atas unsur-unsur yang muncul dalam suatu gejala atau gejala-gejala yang muncul dalam suatu objek penelitian. Hasil dari observasi tersebut akan dilaporkan dalam suatu laporan yang tersusun secara sistematis mengikuti aturan yang berlaku.
Sedangkan menurut Prof. Heru, observasi adalah studi yang dilakukan secara sengaja dan sistematis, terarah dan terencana pada tujuan tertentu dengan mengamati dan mencatat fenomena-fenomena yang terjadi dalam suatu kelompok orang dengan mengacu pada syarat-syarat dan aturan penelitian ilmiah. Dalam suatu karya tulis ilmiah, penjelasan yang diutarakan harus tepat, akurat, dan teliti, tidak boleh dibuat-buat sesuai keinginan hati penulis.

3)      Angket
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975)
Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga ( WS. Winkel, 1987). Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data ( I. Djumhur, 1985 )
Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
memerlukan kedatangan langsung dari sumber data ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).
Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden (Bimo Walgito, 1987).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
subjek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis juga.
Jenis angket yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dimana jawaban atas pernyataan atau pertanyaan dari angket sudah disediakan, responden tinggal membubuhi tanda (x) pada kolom yang telah disediakan.
d.      Jadwal penelitian
Penelitian dilakukan selama dua bulan. Lebih rincinya dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
No.
Kegiatan
Bulan :
Bulan :
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1.
Tahap persiapan











a.
Penyusunan proposal











b.
Penyusunan instrumen











c.
Kerjasama/koordinasi lapangan










2.
Tahap pelaksanaan











a.
Persiapan lapangan











b.
Pengumpulan data











c.
Konfirmasi dan validasi hasil pengolahan data











d.
Analisis dan penafsiran hasil penelitian










3.
Tahap pelaporan











a.
Laporan Awal











b.
Laporan Akhir











e.         Personalia Penelitian
Identitas Peneliti
Nama                           :   Endang Tri Wahyuningsih
Jenis Kelamin              :   Perempuan
NIM                            :   822172248
TTL                             :   Bandung,11 Mei 1973
Jabatan penelitian        :   Ketua

Nama                           :   Selian Hadiyati Rohmat, S.Pd.I
Jenis Kelamin              :   Perempuan
NIY                             :   8920120230
TTL                             :   Bandung, 14 Juli 1992
Jabatan penelitian        :   Anggota


























BAB IV
BIAYA PENELITIAN

1.      Gaji/Honor 
Pelaksana Kegiatan
Bulan Kerja
Satuan (Rp)
Biaya Total (Rp)
Honorarium Ketua
2
1.500.000
                 3.000.000
Honorarium Anggota peneliti
2
      1.000.000
         2.000.000 
Total gaji dan upah pelaksana 
5.000.000 

2.      Bahan habis pakai
Jenis Bahan
Jumlah
Harga satuan (Rp)
Biaya Total (Rp)
Kertas HVS
2 rim
40.000
80.000 
Tinta Printer
1 buah
 300.000
300.000 
Transper Data Ke CD
2  buah
 50.000
100.000 
Total biaya bahan habis pakai
480.000 

3.       Peralatan
Jenis Peralatan
Jumlah
Harga Satuan (Rp)
Biaya Total (Rp)
Sewa komputer
1 unit/30hari
50.000
1.500.000
Sewa printer
1 unit/10 hari
 50.000
.500.000
Total biaya peralatan  
2.000.000

4.      Lain-lain
Jenis pengeluaran
Pelaksana/volume
Biaya
Biaya total (Rp)
Konsumsi
2 orang
 50.000
100.000
Transportasi
2 orang
50.000
100.000
Dokumentasi
1 paket
 1.000.000
1.000.000
Penyusunan Laporan Akhir
1 paket
500.000
1.000.000
Penjilidan Laporan Akhir
1 paket
500.000
1.000.000

 3.200.000
Total biaya yang dibutuhkan
10.680.000



SIMPULAN , SARAN DAN TINDAK LANJUT
A.    Simpulan
Hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian meningkatkan prestasi belajar siswa tentang keliling dan luas bangun datar (persegi dan persegi panjang)  dengan metode pemahaman konsep di SDIT Darul Muta’alimin Kecamatan Leles Kabupaten Garut dapat disimpulkan sebagai berikut : Penggunaan metode pemahaman konsep pada pembelajaran Matematika dengan materi keliling dan luas sangat efektif untuk menarik minat siswa terhadap pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
Untuk meningkatkan kemampuan guru menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa tentang keliling dan luas bangun datar (persegi dan peregi panjang) menggunakan metode Pemahaman Konsep di SDIT Darul Muta’alimin kecamatan Leles Kabupaten Garut perlu beberapa upaya yaitu:
1.      Menyusun RPP harus berorientasi pada karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (  KTSP ) .
2.      Penetapan indikator hasil belajar selain di sesuaikan dengan materi pembelajaran,
3.      Alokasi waktu pembelajaran
4.      Strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.
5.      Penetapan langkah-langkah pembelajaran disusun sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran media yang akan digunkan .
6.      Penetapan instrumen evaluasi yang akan digunakan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran

B.     Saran dan Tindak Lanjut
Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa tentang keliling dan luas pada pembelajaran Matematika pada setiap siklusnya memperlihatkan peningkatan. Oleh karena itu, penggunaan metode pemahaman konsep pada pembelajaran Matematika tentang keliling dan luas yang mengacu pada temuan-temuan penelitian, berdasarkan pengalaman ini peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1.      Saran untuk Guru
Guru harus lebih perhatian terhadap setiap proses pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dapat mengidentifikasi setiap kekurangan dan kelebihan dari penyelenggaraan pembelajaran yang dilaksanakan. Apabila ada kekurangan selama refleksi sebaiknya segera melakukan perbaikan bisa dengan refleksi diri atau bisa melalui penelitian tindakan kelas. Selain itu terus jalin bentuk kerjasama antar guru untuk saling tukar pengalaman dalam mengembangkan dan memperbaiki  kualitas proses pembelajaran.
Dengan adanya  peningkatan profesionalisme guru akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan pencapaian hasil belajar siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal ( KKM ).
2.      `Saran untuk kegiatan peneliti lebih lanjut
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan metode pemahaman konsep tentang keliling dan luas pada pembelajaran Matematika untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti dari meningkatnya hasil evaluasi siswa pada pembelajaran keliling dan luas di kelas 3 SDIT Darul Muta’alimin Kecamatan Leles Kabupaten Garut.
Maka peneliti menyarankan penggunaan metode pemahaman konsep pada pembelajaran Matematika keliling dan luas di Sekolah Dasar.

       


DAFTAR PUSTAKA


Mustaqim Burhan dan Astuty Ary, 2008, Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas III. Jakarta : BSE.
Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto, 1999,  Faktor-Faktor yang Terkait dengan Rendahnya Tingkat Pencapaian Hasil Belajar Matematika, Salatiga : Satya Widya.
Sobel Max A dan Maletsky Evan M, 2002, Mengajar Matematika : Sebuah Buku Sumber Alat Peraga, Aktivitas dan Strategi, Jakarta : Erlangga.
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

logoblog

Thanks for reading Contoh Laporan PKP

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment