Friday 6 April 2018

Makalah tentang Al-Matin

  Unknown       Friday 6 April 2018



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pertama kami panjatkan Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “AL-MATIN”.
Makalah ini berisikan tentang Pengertian Al-Matin, Firman Allah di Asmaul Husna Al-Matin, dan Sikap atau akhlak kita terhadap Asmaul Husna Al-Matin. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita semua.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kami. Amin
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Kadungora, September 2017







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii
BAB I        PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A.    Latar Belakang...................................................................................................... 2
B.     Rumusan Masalah................................................................................................. 2
C.     Maksud dan Tujuan.............................................................................................. 2
BAB II       PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3
A.    Pengertian Al-Matin.............................................................................................. 3
B.     Firman Allah dalam Al-Matin............................................................................... 4
C.     Akhlak kita terhadap Asmaul Husna Al-Matin.................................................... 6
BAB III     PENUTUP................................................................................................................. 8
A.    Kesimpulan........................................................................................................... 8
B.     Saran..................................................................................................................... 8
Daftar Pustaka





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Allah SWT mempunyai sifat-sifat yang agung, mulia, dan besar yang tidak terdapat pada semua makhluknya. Oleh karena itu semua makhluknya harus menyembah kepada-Nya. Namun, sifat-sifat Allah SWT tersebut tidak hanya tergambar dalam sifat wajib-Nya, melainkan juga dari nama nama baik yang menyertai-Nya (Asma’ul Husna). Firman Allah SWT dalam QS. Al-Hasyr ayat 24: “Dia-lah Allah yang menciptakan, Yang mengadakan, Yang membentuk Rupa, Yang mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Apabila seseorang menyatakan diri mencintai Allah SWT, maka hal ini bisa dibuktikan dari seberapa sering ia menyebut nama-Nya. Menyebut Allah SWT dapat dilakukan dengan menyebut kalimat-kalimat tayyibah atau menyebut nama-nama Allah SWT dalam Asmaul Husna. Keduanya merupakan proses zikir (mengingat) kepada Allah SWT. Firman Allah SWT dalam Al-quran : “Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama Asmaul Husna itu.” (QS. Al-A’raaf : 180). Berdasarkan ayat diatas, kita diperintahkan untuk selalu menyebut nama-nama Allah SWT yang terhimpun dalam Asmaul Husna. Semua kegiatan yang dialakukan sebaiknya didahului dengan menyebut nama-Nya (terwujud dalam kalimat basmalah).
Allah SWT memerintahkan untuk menyebut-Nya dengan Asmaul Husna sebagai pujian dan pengantar doa kepada-Nya. Dalam berdoa kita pasti meminta sesuatu, dengan memuji nama-Nya terlebih dahulu, harapan akan terkabulnya doa kita tentu akan semakin besar. Dengan memuji nama-Nya terlebih dahulu, harapan akan terkabulnya doa kita akan tentu akan semakin besar. Dalam salah satu hadist nya Rasulullah menjelaskan : “Sesungguhnya Allah SWT mempunyai Sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga.” (HR.Bukhari). Hal ini menunjukan apabila kita mengenal Asmaul Husna dengan bersungguh-sungguh, menghafal, kemudian memahami maknannya serta beribadah kepada Allah maka akan menjadi penguat iman yang paling besar, bahkan mengenal Asmaul Husna dan sifat-Nya merupakan dasar iman, di mana iman seseorang itu kembali kepada dasar yang Agung ini.

B.      Rumusan Masalah
a)      Apa pengertian dari Al-Matin ?
b)      Apa saja Firman Allah SWT dalam Asma’ Al-Matin?
c)      Bagaimana akhlak kita terhadap Asma’ Al-Matin ?

C.    Maksud dan Tujuan
Maksud penulisan tugas makalah ini adalah :
1.      Mengembangkan wawasan penulis tentang akidah khususnya Asmaul Husna.
2.      Mengenal Asmaul Husna ”Al-Matin” dengan bersungguh-sungguh, memahami maknanya serta beribadah kepada Allah SWT sebagai penguat iman.
3.   Tujuan penulis makalah ini ialah Untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh guru bidang studi Pendidikan Agama Islam.
4.   Penyusunan ini juga untuk membuka jendela pengetahuan tentang pengertian dari Asma’ Al-Matin. Untuk mendeskripsikan isi dan pokok yang terkandung dalam Asma’ Al- MAtin.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Al-Matin
Allah SWT memiliki Asmaul Husna Al-Matin artinya bermakna kokoh, kuat, dan tidak goyah. Kata ini biasa dipergunakan untuk menujukan sifat benda secara fisik. Karena Allah SWT maha suci dari segala sifat fisik, maka makna kekokohan dalam asma’ Al-Matin menunjuk kepada dahsyatnya kekuatan yang dimiliki-Nya.
Allah SWT menjanjikan kebahagiaan dan surga bagi hamba yang mengikuti perintah-Nya, dan Allah SWT menjanjikan kehidupan yang saling bermusuhan dan panas serta neraka bagi yang mengingkari dan menolak aturan-aturan-Nya. Ini semua tidak akan pernah berubah sampai kapanpun karena Asmaul Husna Al-Matin sesuai dengan QS. Az-Zariyat/51:58 :
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

Artinya : Sesungguhnya Allah SWT Dialah Maha pemberi rezeki yang    mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.
Abdul Matin adalah hamba yang dikaruniai keyakinan sangat kokoh kepada kekuasaan Allah. Ia yakin pada perlindungan Allah. Tak ada yang dapat membuatnya takut,, khawatir, atau cemas. Ia berpegang teguh kepada agama Allah, sehingga tak ada yang dapat memalingkannya. Tak ada apa pun yan dapat mengalahkan jika ia bersama Allah SWT.
Berdasarkan ayat ini, para ulama menetapkan nama Al-Matin ( Yang Maha Kokoh sebagai salah satu nama-nama Allah Azza wa Jalla yang maha indah.
Penjabaran Makna Allah Al-Matin
·         Ibnu Faris menjelaskan bahwa materi dasar dari nama ini ( yaitu huruf mim, ta’ dan nun) menunjukkan kekokohan pada sesuatu, yang disertai makna tinggi.
·         Al-Fairuz Abadi menjelaskan di antara makna dasar kata ini adalah permukaan bumi yang sangat kokoh dan tinggi.
·         Imam Ibnul Atsir mengatakan “ Arti nama Allah Al-Matin adalah Yang Maha Kuat dan Kokoh, yang dalam melakukan semua perbuatan-Nya, Allah Azza wa Jalla tidak merasa susah, berat maupun payah.”
Nama Allah Azza wa Jalla yang maha mulia ini maknanya hampir sama dengan beberapa nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang maha agung lainnya, yaitu : “Al-Qawiy” (Yang Maha Kuat), “Al-Aziz”(Yang Maha Perkasa), dan “Al-Qadir” (Yang Maha Mampu/Berkuasa).
Asmaul Husna ini sangat dekat dengan Asma’ Al-Qawiyy. Jika Al-Qawiyy menunjuk kesempurnaan kekuasan-Nya. Al-Matin adalah Asma’ yang menerangkan sempurnanya ke-Qawiyy-an Allah SWT. Ia menunjukan hebatnya kekuatan Allah SWT. Tidak ada yang dapat selamat dari kekuatan-Nya. Kekuatan dan sempurnanya kekokohan Allah SWT.

B.     Firman Allah dalam Asma’ Al-Matin
Makna Al-Matin adalah Yang Maha Kuat, sedangkan Al-Qawiy adalah Yang tidak ada sesuatupun yang mampu menundukkan dan menghalangkan-Nya, serta menolak ketentuan-Nya. Dia (Maha Mapu) memberlakukan perintah dan ketentuan-Nya kepada semua makhluk-Nya (tanpa ada satupun yang menghalangi). Dia mampu memuliakan siapapun yang dikehendaki-Nya dan mampu menjadikan hina siapapun yang dikehendaki-Nya. Allah Azza wa  Jalla mampu menolong siapa yang dikehendakin-Nya serta tidak menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Segala daya dan kekuatan hanya milik Allah SWT, tidak akan ada orang yang mendapatkan kemenangan kecuali orang yang ditolong-Nya serta tidak akan ada yang mendapatkan kemuliaan kecuali orang yang dimuliakan-Nya. Orang yang tidak ditolong oleh Allah SWT pasti akan kalah dan orang yang dihinakan-Nya pasti akan hina.
            Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
Artinya :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada seorangpun yang dapat mengalahkan kamu, dan jika Allah membiarkan kamu (tidak memeberi pertolongan) , maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari  Allah sesudah itu? Karena itu hendaknya orang-orang mu’min bertawakkal kepada Allah saja [Ali’Imran/3:160}.
 Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman :
Artinya:
 “Dan seandainya orang-orang yang berbuat zhalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu milik Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksa-Nya. Niscaya mereka menyesal.” [Al-Baqarah/ 2:165].
Syaikh Abdurrahmân as-Sa’di rahimahullah ketika menafsirkan ayat di atas, beliau rahimahullah mengatakan, “Artinya, Dialah yang memiliki semua kekuatan dan keperkasaan. Dengannya, Allâh Azza wa Jalla menciptakan benda-benda yang sangat besar (di alam semesta), di langit maupun di bumi, dan mengatur semua urusan yang tampak maupun tidak tampak.
Kehendak-Nya berlaku pada semua makhluk-Nya, apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak akan terjadi. Orang yang berpaling dari-Nya tidak akan lepas, (karena) tidak ada sesuatupun yang luput dari kekuasaan-Nya. Di antara (bukti) kemahakuatan dan kemahaperkasaan-Nya adalah : Allâh mampu memberikan rezki kepada semua makhluk di alam semesta, Dia mampu membangkitkan manusia pada hari kebangkitan setelah tubuh mereka hancur membusuk.
Tidak ada seorang manusiapun yang luput dari-Nya (pada hari kebangkitan) dan Dia Maha mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi seperti tubuh-tubuh mereka, maka Maha Suci (Allah) Yang Maha Kuat Lagi Maha Perkasa”
Diantara bukti kemahaperkasaan-Nya adalah Allâh Azza wa Jalla mampu memenangkan dan memberikan pertolongan kepada para Nabi dan pengikut mereka meskipun jumlah dan persiapan mereka sangat sedikit, sementara jumlah dan persiapan musuh-musuh mereka sangat banyak. Allâh berfirman :
كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya:
“Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar [Al-Baqarah/ 2:249].”
Dalam ayat lain, Allâh Azza wa Jalla berfirman :
كَتَبَ اللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي ۚ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
Artinya:
Allah telah menetapkan, “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang”. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa [ Al-Mujadilah/ 58:21].
Dan diantara bukti kemahaperkasaan-Nya adalah Allâh Azza wa Jalla mampu menimpakan kebinasaan kepada orang-orang yang berbuat zhalim dan menimpakan berbagai macam azab kepada yang berbuat maksiat di dunia. Allâh Azza wa Jalla berfirman :
كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ ۙ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Artinya:
“(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelum mereka. Mereka mengingkari ayat-ayat Allâh, maka Allâh menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allâh Maha Kuat lagi Amat keras siksa-Nya [al-Anfâl/8:52].”
Juga firman-Nya:       
Artinya:
“Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan (lebih banyak) peninggalan mereka di muka bumi, maka Allâh mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindungpun dari azab Allâh. Yang demikian itu adalah karena telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata lalu mereka kafir; maka Allâh mengazab mereka. Sesungguhnya Dia Maha Kuat lagi Maha Keras hukuman-Nya [Al-Mu’min (Al-Ghâfir)/40:21-22].”
Dan termasuk bukti kemahaperkasaan-Nya adalah Dia Maha Mampu Melakukan apa yang dikehendaki-Nya, sehingga tidak ada sesuatupun yang terjadi di alam semesta ini baik berupa gerakan atau diam, tinggi atau rendah, mulia atau hina, kecuali dengan izin-Nya semata, tanpa ada yang mampu menghalangi dan mengalahkan-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya :
أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Artinya:
“Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allâh. Maha suci Allâh, Rabb semesta alam [al-A’râf/7:54]”
Juga dalam firman-Nya :
Artinya:
“Apa saja yang Allâh anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allâh maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana [Fâthir/35:2].”
Juga termasuk bukti kemahakuasaan-Nya adalah berbagai bentuk adzab pedih yang disediakan-Nya bagi penghuni neraka di akhirat nanti, serta berbagai macam kenikmatan dan kesenangan yang berlimpah ruah, tidak terputus dan terus-menerus, yang Allâh Azza wa Jalla sediakan bagi penghuni surga.

C.    Akhlak Kita Terhadap Asmaul Husna Al-Matin.
Keimanan yang benar terhadap nama Allâh Yang Maha Agung ini akan membuahkan dalam hati seorang hamba perasaan tunduk, merendahkan diri, takut dan selalu bersandar kepada Allâh Jalla Jalaluhu semata, serta selalu bertawakal (berserah diri), taat, memasrahkan segala urusan dan berlepas diri dari (segala) daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan)-Nya.
Berikut ini sikap atau akhlak kita terhadap Asmaul Husna Al-Matin :
1.       Beristiqamah (meneguhkan pendirian).
2.       Beribadah dengan kesungguhan hati, tidak tergoyahkan oleh bisikan menyesatkan.
3.       Terus berusaha dan tidak putus asa, serta bekerjasama dengan orang lain sehingga menjadi lebih kuat.
4.       Menerapkan sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
5.       Bekerja sama dengan orang lain sehingga lebih kuat.
6.       Memenuhi kebutuhan pribadi dengan mandiri.
7.       Berusaha menggunakan kekuatan yang dimiliki dalam hal-hal yang di ridhai Allah.
8.       Berusaha untuk menjadi orang mukmin yang kuat, baik dari segi fisik, ekonomi maupun dari segi keilmuan (intelektual).
9.       Sadar jika meminta pertolongan meminta hanya kepada Allah SWT. Semata, dan tidak akan meminta kepada yang lain sebab hanya Allah yang memiliki kekuatan yang sempurna.
10.   Dengan memahami dan menghayati makna Asma’ul husna Al-matin, hendaknya kita menerapkan sikap – sikap yang ada diatas.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kita harus menyakini Allah SWT memiliki Asmaul Husna Al-Matin artinya bermakna kokoh, kuat, dan tidak goyah. Kata ini biasa dipergunakan untuk menujukan sifat benda secara fisik. Karena Allah SWT maha suci dari segala sifat fisik, maka makna kekokohan dalam asma’ Al-Matin menunjuk kepada dahsyatnya kekuatan yang dimiliki-Nya. Oleh karena itu, sifat Al-Matin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari kekuatan yang tidak ada taranya. Dengan begitu, kekukuhan Allah SWT yang memiliki rahmat dan adzab terbukti ketika Allah SWT memberikan rahmat kepada hamba-hambanya.
Kekuatan dan kekukuhanya tidak terhingga dan tidak terbayangkan oleh manusia yang lemah dan tidak memiliki daya upaya. Jadi karena kekukuhanya, Allah SWT tidak terkalahkan dan tidak tergoyahkan. Siapakah yang paling kuat dan kukuh selain Allah SWT? Tidak ada satu makhluk pun yang dapat menundukan Allah SWT meskipun seluruh makhluk di bumi ini bekerjasama. Allah SWT berfirman dalam surat Az-Zariyat ayat 58 :

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
Artinya :
“Sungguh Allah SWT, dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.”

B. Saran
Beribadahlah kepada Allah SWT berdasarkan Asma’ul Husna ini. Karena Ia Maha Penerima Taubat, berdzikir dengan-Nya karena Ia Maha Mendengar, beribadah dengan raga karena Ia Maha Melihat, dengan seterusnya.
Sebagai umat Muslim sudi kiranya Kita “memahami maknanya, dan mempercayainya”, atau mampu melaksanakan kandungan-Nya, atau juga mempercayai kandungan makna-maknanya, menghafal, memahami maknanya dan mengamalakan kandungannya. Itu semua Insya Allah dapat memperoleh curahan rahmat Ilahi sesuai niat dan usahanya.
Juga senantiasa melakukan hal terpuji lainnya baik di sekolah, keluarga maupun di masyarakat. Kemudian membiasakan diri untuk mengamalkan hasil pembelajaran dengan baik dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA





logoblog

Thanks for reading Makalah tentang Al-Matin

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment