MAKALAH HIMPUNAN
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Makalah
ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Kadungora, Pebruari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... i
MAKALAH MATERI HIMPUNAN ............................................................................... 1
1. Pengertian Himpunan.................................................................................................... 1
2. Himpunan semesta......................................................................................................... 2
3. Himpunan kosong ......................................................................................................... 2
4. Himpumnan bagian ....................................................................................................... 3
5. Hubungan Antar Himpunan ......................................................................................... 3
PENUTUP........................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
MATERI
HIMPUNAN
1.
Pengertian Himpunan
himpunan adalah
segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap sebagai satu kesatuan.
Walaupun hal ini merupakan ide yang
sederhana, tidak salah jika himpunan merupakan salah satu konsep penting dan
mendasar dalam matematika modern, dan karenanya, studi mengenai struktur
kemungkinan himpunan dan teori himpunan, sangatlah
berguna.
Teori himpunan, yang baru diciptakan pada akhir abad ke-19, sekarang
merupakan bagian yang tersebar dalam pendidikan matematika yang mulai
diperkenalkan bahkan sejak tingkat sekolah dasar. Teori ini merupakan bahasa untuk
menjelaskan matematika modern. Teori himpunan dapat dianggap sebagai dasar yang
membangun hampir semua aspek dari matematika dan merupakan sumber dari mana
semua matematika diturunkan.
Operasi pada
Himpunan
1. Irisan
himpunan
A irisan B
ditulis A ∩ B = {x | x ∈ A dan
x ∈ B}
Contoh :
A= {1, 2, 3, 4, 5}
B= {2, 3, 5,
7, 11}
A ∩ B = {2, 3, 5}
2. Gabungan
Himpunan
A gabungan B
ditulis A ∪ B = {x
| x ∈ A atau x ∈ B}
Contoh :
A= {1, 2, 3, 4, 5}
B= {2, 3, 5,
7, 11}
A ∪ B = {1, 2, 3,
4, 5, 7, 11}
3.
Selisih
A Selisih B
ditulis A-B = {x | x ∈ A atau
x Ï B}
Contoh :
A= {1, 2, 3, 4, 5}
B= {2, 3, 5,
7, 11}
A-B = {1, 4}
4.
Komplemen himpunan
Komplemen A
ditulis A1 atau Ac = {x | x ∈ S dan
x Ï A}
Contoh :
A= {1, 2, … , 5}
S = {bil.
Asli kurang dari 10}
Ac = {6, 7, 8, 9}
2.
Himpunan Semesta
Himpunan
semesta adalah himpunan yang anggotanya
semua objek pembicaraan. Himpunan semesta dilambangkan
dengan S atau U.
Contoh
:
Kalau
kita membahas mengenai 1, ½ , -2, -½ ,… maka semesta pembicaraan kita adalah
bilangan real. Jadi himpunan semesta yang dimaksud adalah R. Apakah hanya R
saja? Jawabannya tidak. Tergantung kita mau membatasi pembicaraanya. Pada
contoh di atas bisa saja dikatakan semestanya adalah C (himpunan bilangan
kompleks). Namun kita tidak boleh mengambil Z (himpunan
bilangan bulat) sebagai semesta pembicaraan.
(Mengapa?).
Himpunan
Kosong
Himpunan
kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai
anggota. Dilambangkan dengan Æ atau {}
Contoh:
-
Himpunan bilangan genap yang ganjil
-
{x | x2< 0, x bilangan real}
-
Himpunan orang yang tingginya 4 meter
4. Himpunan Bagian
Jika ada
himpunan A dan B dimana setiap anggota A merupakan anggota B, maka dikatakan A
merupakan himpunan bagian (subset) dari
B atau dikatakan B memuat A dan dilambangkan dengan AÌB.
Jadi AÌB jika dan hanya jika xÎA Þ xÎB
Jika ada
anggota dari A yang bukan merupakan anggota B, maka A bukan bukan himpunan
bagian dari B, dilambangkan dengan AËB.
Contoh:
- A
= {1,3,5} dan B = {0,1,2,3,4,5,6}. Maka AB.
- C =
{a,b,c,1,2} dan B = {0,1,2,3,4,5,6}. Maka CB, karena ada anggota dari C
yang bukan merupakan anggota B, yaitu a. (Pengertian “ada” berarti
terdapat satu anggota C yang bukan merupakan anggota B, sudah cukup)
5.
Hubungan antarhimpunan.
Sekarang
perhatikan contoh dua himpunan berikut ini !
A = {burung, ayam, bebek} dan
A = {burung, ayam, bebek} dan
B = {kucing,
anjing, ikan}.
Perhatikan
bahwa tidak ada satupun anggota himpunan A yang menjadi anggota himpunan B.
Demikian pula sebaliknya, tidak ada satu pun anggota himpunan B yang menjadi
anggota himpunan A. Dalam hal ini dikatakan bahwa tidak ada anggota persekutuan
antara himpunan A dan B. Hubungan antara himpunan A dan B seperti ini disebuthimpunan
saling lepas atau saling asing. Jadi, dua himpunan yang tidak
kosong dikatakan saling lepas atau saling asing jika kedua himpunan tersebut
tidak mempunyai anggota persekutuan.
Sekarang
coba perhatikan dua himpunan berikut ini !
K = {1, 2,
3, 4, 5}
L = {2, 3, 5, 7, 11}
Perhatikan
bahwa terdapat anggota himpunan K yang juga menjadi anggota himpunan L, yaitu
{2, 3, 5}. Dalam hal ini dikatakan bahwa {2, 3, 5} adalah anggota persekutuan
dari himpunan K dan L. Perhatikan juga bahwa terdapat anggota himpunan K yang
tidak menjadi anggota himpunan L, demikian pula sebaliknya. Keadaan dua
himpunan seperti ini disebut himpunan tidak saling lepas
(berpotongan). Jadi, dua himpunan A dan B dikatakan tidak saling lepas
(berpotongan) jika A dan B mempunyai anggota persekutuan, tetapi masih ada
anggota A yang bukan anggota B dan ada anggota B yang bukan anggota A.
Sekarang
perhatikan lagi contoh dua himpunan di bawah ini !
A = {t, i,
k, a}
B = {a, t,
i, k}.
Ternyata,
setiap anggota A termuat dalam B, demikian juga sebaliknya. Dalam hal ini,
himpunan A dan B disebut dua himpunan sama, ditulis A = B. Jadi, dua himpunan
dikatakan sama, apabila kedua himpunan mempunyai anggota yang tepat sama. Jika
banyaknya anggota himpunan P = banyaknya anggota himpunan Q, atau n(P) = n(Q)
maka P dan Q dikatakan ekuivalen. Dua himpunan A
dan B dikatakan ekuivalen jika n(A) = n(B).
PENUTUP
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah
ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan
kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah
ini Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik
saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis. Aamiin
DAFTAR PUSTAKA
https://yos3prens.wordpress.com/2013/10/25/konsep-himpunan/
No comments:
Post a Comment